Jumat, 17 Mei 2013

MERAIH PUNCAK PRESTASI



Dudung Abdul Ghany

Bila engkau bercita-cita, meraih masa depan gemilang, Tempa diri dengan seksama, kerja keras sangat dipentingkan, walau tubuh bersimbah keringat, hati harus tenang dan lapang, ibadah dan doa dimantapkan, hanya Allah tumpuan harapan, harus khusu, harus ikhlas, InsyaAllah. Bila kesulitan menghadang, hadapi dengan senyuman, pantang lemah dan keluh kesah, kuatkan tekad terus berjuang, harus kuat, harus tegar, insyaAllah. bila sukses telah diraih, jaga diri tetap rendah hati, sujudlah untuk Mensyukuri, karena semua nikmat Ilahi, jangan Ujub, jangan sombong, insyaAllah

(Disarikan dari Syair lagu karangan KH. Abdullah Gymnastiar,1993).

 Sungguh luar biasa, apabila seseorang meraih prestasi tertinggi dengan modal dan bekal yang terbatas. Contoh yang terbesar bagi ummat Islam adalah Baginda Rosulullah SAW.  Beliau sejak lahir sekitar 6 bulan dalam kandungan sudah ditinggal oleh ayahandanya tercinta Abdullah bin Abdul Muthalib. Kemudian umur 6 tahun ditinggal oleh ibundanya yang tercinta Siti Aminah, yang akhirnya dibesarkan oleh paman beliau Abu Thalib sampai menginjak dewasa, yang menjadikannya seorang manusia yang penuh dengan kejujuran dan mempunyai jiwa wirausaha yang kuat. Hal ini dapat  dilihat dari kegiatannya yang terus mengikuti pamannya untuk berniaga.karena kenyataannya tidak ada orang yang melindungi, membimbing, memberikan bekal untuk kehidupannya. Tapi sejarah telah membuktikan bahwa ternyata dengan kekurangan dan keterbatasan tersebut justru menjadi  kekuatan dan dapat menghantarkan beliau meraih puncak prestasi yakni menjadi Rasul pilihan Allah Swt yang dicintai semua ummat islam.

Dengan demikian berbahagialah bila kita dihadapkan dengan situasi yang dinilai kurang menguntungkan dan kurang mendukung, atau bahkan menurut kasat mata situasi tersebut sangat tidak mendukung kesuksesan diri. Karena sejarah sudah membuktikan justru dengan banyaknya kekuranagn dan tekanan kita akan optimis mendapatkan prestasi yang tertinggi. Tapi jangan juga pesemis  bagi orang-orang yang kebetulan oleh Allah Swt dianugerahi situasi yang sangat menguntungkan. Yang terpenting dari diri kita adalah berprasangka baik kepadaNya karena bisa jadi apa yang dinilai kita buruk padahal di hadapan Allah itu baik, juga sebaliknya apa yang dinilai kita baik ternyata di hadapan Allah Swt buruk. Maka apapun situasi yang kita hadapi kita tetap bertawakkal kepada Allah Swt sebagaimana Firman Allah Swt dalam Al-Quran surat  Al-Baqoroh ayat: 216 ( Diwajibkan atas kamu berperang,padahal perang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui) .

Kita juga bisa lihat sejarah bagaimana Sahabat Amru Bin Ash untuk menaklukan kota Mesir, beliau membakar seluruh perbekalannya ketika sudah berhadapan dengan musuh seraya memberikan motivasi kepada para bala tentaranya Wahai semua pasukan kesayangan Allah Swt, kita adalah mujahid pilihanNya, pastilah Allah Swt akan memberikan kekuatan kepada kita yang sungguh-sungguh bertawakal kepadaNya. Jangan tergantung kepada perbekalan kita yang ada saat ini. Jika kalian mau makan maka kalahkanlah musuh kita karena disanalah tempat makan kita. Mari kita sama-sama membakar perbekalan kita, InsyaAllah Dia akan menolong kita semua, Allaahu Akbar! .

Setelahnya pidato itu disampaikan maka serentak perbekalan yang ada dibakar dan otomatis semangat untuk memenangkan pertempuran semakin bergelora. Dan dengan izin dan pertolongan Allah Swt, peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Amru bin Ash dengan gemilang.

Sejarah ini sangat sarat dengan hikmah, kita bisa ambil beberapa hikmah sebagai perenungan, diantaranya:
Situasi dan kondisi yang sulit akan menambah semagat dan motivasi bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. Karena dihadapkan dengan tidak ada lagi pilihan harus sukses. Tapi sebaliknya kalau untuk meraih kesuksesan tidak ada tantangandan kesulitan akan kurang terpacu dengan kuat. Maka hadapilah setiap kesulitan dan halangan sebagai aset bagi tercapainya prestasi puncak.
Untuk meraih kesuksesan puncak dalam sebuah team atau lembaga, seorang pemimpin harus pandai melihat situasi yang dapat menjadi motivasi. Sampaikanlah dengan kalimat singkat, padat, bergelora dan penuh dengan semangat berjuang yang tinggi.
Jika situasi sulit menghadang, maka pemimpinlah yang mempunyai kewajiban untuk memberikan motivasi kepada angota teamnya untuk meyakinkan bahwa sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, asal kita selalu bertawakkal kepada Allah Swt.
Luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar, itulah motto yang harus senantiasa menjadi acuan untuk bertindak yang terbaik untuk mendapatkan yang hasil yang terbaik

Ada sebuah metode yang sangat bagus tentang bagaimana caranya orang  untuk meraih sukses yang disampaikan oleh Ust . Ahmad Yani . Beliau menuliskannya dalam sebuah artkel yang diringkas sebagai berikut: Untuk meraih prestasi yang optimal, ada tiga syarat yang harus dilakukan yaitu:
1. Niat ( Sugestivitas ).
Niat yaitu tekad mencapai sesuatu disertai dengan perbuatan. Didalam mencapai sesuatu, niat merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan sesuatu yang sedang dikerjakan, karena manusia tanpa tekad dan optimisme yang tinggi maka segala sesuatu yang ia capai tidak akan mempunyai manfaat apa-apa bahkan gagal, karena yang ada pada dirinya rasa tidak yakin atau percaya ( pesimis ) akan keberhasilan sesuatu yang ia kerjakan.

Jika manusia mempunyai rasa tidak yakin keberhasilan sesuatu yang dikerjakan sedangkan Allah selalu mengkabulkan sesuatu sesuai dangan yang ia niatkan maka ia sudah berburuk sangka ( Su-udzzon  ) terhadap Allah. Didalam hadits Qudsi, Allah berfirman: “ Aku tergantung pada prasangka hambaku ” (Niat-sugesti ) terhadap diriku dan Aku selalu bersamanya apabila ia selalu mengingatku”.Dalam Hadits lain Nabi bersabda : “ Bahwa segala sesuatu perbuatan harus dilandaskan dengan niat dan perbuatan itu sesuai dengan apa yang diniatkan ” ( HR.Bukhari Muslim ). ” Perbuatan seorang muslim  yang dilandasi dengan niat lebih baik daripada perbuatan yang tanpa niat ”.

2. D o a
Sesudah manusia niat mengerjakan sesuatu dan mempunyai rasa optimis (Husnu dzon) terhadap Allah, maka manusia dituntut untuk berdoa memohon diterima segala apa yang ia kerjakan karena Allah Maha Kuasa sedangkan manusia makhluk yang sangat lemah yang selalu tergantung kepada-Nya.

Sebagai makhluk Allah yang lemah, manusia sangatlah sombong jika tidak mau berdoa, Allah sangatlah murka terhadap orang-orang yang sombong. Tuhanmu berfirman: " Berdoalah kepadaku pasti Aku perkenankan ”. " Dan orang-orang yang sombong (tidak mau berdoa) kelak mereka akan masuk ke-neraka Jahanam secara hina ” ( Al-mukmin:60 ). ” Dan apabila hamba-hambaku menanyakan kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat . Aku memperkenankan permohonan ( Doa ) seseorang bila ia memohon kepada-Ku. Karena itu hendaklah ia mentaati segala perintahku dan beriman kepada-Ku semoga ia selalu dalam kebenaran ” ( Al-baqarah:186 ).

Doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa yang dilakukan dengan Ikhlas, Khusyu penuh Tawadhu (Rendah hati), yakin akan diterima dan dilakukannya sesuai dengan tatacara doa yang baik. ” Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara lembut (khusyu). Sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang berlebihan “ ( Al-a’rof:55 ). ” Padahal mereka tidak diperintahkan sesuatu melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan Ikhlas (tulus) dan Tekun ” ( Al-bayyinah:5 ). Menurut Ahli tafsir : Berdasarkan ayat diatas semua permohonan (doa) hamba Allah pasti diterima, Cuma cara Allah mengabulkan doa hambanya berbeda-beda. Ada tiga cara Allah mengkabulkan doa hambanya:

3. Ikhtiar (berusaha).
Berusaha merupakan syarat untuk tercapainya sesuatu, tanpa usaha tidak mungkin akan tercapai sesuatu karena qudrat ( kehendak ) Allah, yang baik atau yang buruk yang telah ditentukan kepada manusia tergantung usaha manusia itu sendiri mau yang baik atau yang buruk dan kesungguhan mereka dalam berusaha.

”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya “ ( Ar-ra’d:11 ). ” Tidaklah sama antara orang-orang mukmin yang tidak turut berperang yang tidak ada halangan dengan orang-orang yang berjihat dijalan Allah dengan harta dan jiwa.  Allah melebihkan orang-orang yang berjihat dengan harta dan jiwa satu tingkat ” ( An-nisa:95 ).

Kemudian ada sebuah Trik yang sangat bagus juga yang dirumuskan oleh seorang pendaki gunung yang berhasil mencapai puncak Everest (gunung tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya) John Ammat, bekas seorang guru. Beliau merumuskan pengalaman suksesnya dalam menaiki puncak gunung Everest yang banyak dibanggakan setiap pendaki. Pengalaman ini bisa diimplementasikan oleh semua orang yang ingin meraih prestasi puncak dalam bidang apa saja. Dia telah merumuskannya pada sebuah kata ADVENTURE berupa singkatan dari Achievment, Dream, Value, Excel, Never, Trust, Understanding, Risk dan Exude. Berikut ini akan saya bahas satu persatu.

4. Achievment (Prestasi)
Untuk meraih prestaswi puncak kita butuh sebuah pernyataan tentang hasil atau kinerja yang ingin diraih oleh kita. Definisikanlah prestasi puncak yang ingin diraih oleh kita di masa yang akan datang. Dengan jelasnya prestasi puncak yang ingin diraih maka akan mudah mengarahkan segala rencana dan aktivitas kita. Dan usaha kita akan lebih terfokus dan menimbulkan motivasi yang baik untuk meraih prestasi puncak.

5. Dream (Mimpi)
Ini merupakan perluasan dari Achievment dimana Dream ini diartikan sebagai sebuah mimpi yang tinggi bagi setiap orang. Dream ini harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan sebuah prestasi puncak. Bahkan banyak ilmuwan-ilmuwan menemukan sesuatu berawal dari sebuah mimpi. Maka bermimpi besarlah untuk menjadi besar, bermimpi sukseslah untuk menjadi sukses, bermimpi kayalah untuk menjadi seorang dermawan. Jangan sampai kita termasuk ornag yang takut untuk bermimpi, padahal mimpi ini tidak dilarang bahkan bisa dilakukan sekehendaknya. Untuk mendapatkan mimpi yang positif maka carilah input aatau informasi tentang orang-orang sukses, maka input tersebut akan menstimulasi mimpi kita. Yang harus dihindari adalah mimpi yang negatif yang akan merusak tatanan kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

6. Value (Nilai)
Maha suci Allah dengan segala firmannya dalam Al-quran, semua yang terkandung didalamnya merupakan ajaran yang sangat sempurna yang mengandung nilai-nilai kesuksesan hakiki yang dapat mengantarkan kita kepada kebahagiaan kekal di akhirat. (nilai versi Al-quran).Ada nilai-nilai Islam yang sudah diformulasikan sederhana oleh KH. Abdullah Gymnastiar khusunya bagi para pemimpin adalah Jujur, Inovatif kreatif dan Profesional. Ketiga nilai ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar bisa memimpin orang lain dengan sukses.

7. Excel (Keunggulan)
Pastikan potensi yang ada dalam diri kita bisa kita timbulkan dan dikembangkan menjadi kekuatan yang dahsyat yang dapat membedakan diri kita dengan orang lain, tentunya beda disini sebagai kekayaan dalam sebuah team yang dapat bekerjasama dan memadukan potensi menjadi peran masing-masing dan menghasilkan keunggulan pribadi yang bisa membanggakan dan dapat dipergunakan untuk meraih sukses tertinggi. Kita harus percaya bahwa Allah Swt telah menciptakan kita dengan potensi yang luar biasa. Tidak ada satupun manusia yang tidak diberikan kelebihan dan keunggulan. Walaupun mungkin secara penampilan fisik kurang mendukung. Semakin banyak keunggulan yang kita miliki dan dikenali maka akan semakin mudah untuk mendapatkan kesuksesan puncak.

8. Never (Tidak Pernah)
Optimisme, itulah yang tepat untuk mendefinisikan kata Never. Hal ini banyak menyangkut faktor psikologi kita, jangan pernah biarkan rasa keputusasaan bersemayam dalam diri dan hati kita, teruslah bekerja keras, tidak pernah menyerah. Masalah rintangan, kesulitan, halangan. Itu adalah bagian dari ibadah yang harus dilewati. Setiap orang yang akan mendapatkan kelulusan untuk meraih prestasi, dia harus lulus ujian. Untuk menaklukan ujian kita butuh ilmu, maka sudah semestinyalah orang yang ingin meraih sukses yang tinggi, gigih belajar dan mencari ilmu dengan sungguh-sungguh sebagai bekal hidup. Apalagi didukung dengan sebuah hadis yang menyatakan bahwa Setiap muslim dan muslimat diwajibkan untuk mencari ilmu . Dengan kata lain bahwa bila ada orang yang enggan mencari ilmu berarti dia telah melakukan dosa.

9. Trust (Kepercayaan)
Kemampuan manusia sangat terbatas. Hanya Allah Swt saja yang sempurna dan terhindar dari segala kekurangan. Maka pandai-pandailah untuk bisa mengoptimalkankan potensi lingkungan sekitarnya terutama orang lain dalam sebuah team. Jangan pernah terbesit dalam benak kita bahwa kita bisa melakukan segalanya untuk meraih sukses, kita perlu orang lain.

Untuk meraih prestasi dengan bekerjasama dengan orang lain diperlukan sebuah kepercayaan satu sama lain, tanpa itu rasanya tidak mungkin terjalin kerjasama yang baik yang akan meghasilkan prestasi tetinggi bahkan bisa jadi malah sebaliknya akan menambah masalah dan kegagalan. Contohnya dalam sebuah keluarga seorang ayah untuk meraih keluarga yang sukses dia harus bekerjasama dengan istrinya dan anaknya, karena tanpa dukungan dan kerjasamanya tidak mungkin tercipta keluarga yang bahagia. Atau dalam manajemen perusahaan, ada pendapat seorang ahli manajemen Mary Parker (1982) bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Jelas kalau kita mengacu pada pendapatnya Mary Parker ini kita sangat butuh orang lain untuk mendapatkan prestasi puncak. Tentunya dengan kepercayaanlah orang lain dapat menjalankan tugasnya atau perannya.  Ada lagi menurut Harvey S. Firestone (1930) pendiri Firestone Tire & Rubber Company mengatakan bahwa Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil selamanya .

10. Understanding (Memahami)
Fahamilah diri kita sebelum melakukan apa saja, karena dengan memahami diri, kita akan dengan tepat menentukan strategi untuk meraih prestasi seperti yang disampaikan oleh Lawrence R. Jauch dan William F.Glueck (1999) bahwa sebuah perusahaan sebelum menentukan Startegi yang akan dijalankan olehnya terlebih dahulu harus menentukan tujuan perusahaan berupa visi, misi dan objektivittas kemudia analisis SWOT (Strenght(kekuatan), Weakness(kelemahan), Opportunities(peluang), Treatment(ancaman)).

Faktor kekuatan dan kelemahan ini berhubungan dengan diri atau internal sedangkan peluang dan ancaman berhubungan dengan luar diri atau eksternal. Pendapat ini bisa kita gunakan untuk meraih sukses diri kita. Kita bisa mencoba memahami dari kemampuan diri kita sebelum melakukan sesuatu. Bisa berupa kemampuan komunikasi, penampilan, emotional Quitien, Intelectual Quitien dll.          

11. Risk (Risiko)
Ini sangat penting bagi siapa saja yang akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan untung rugi baik dari segi finansial maupun non finansial. Karena dengan mengetahui resiko yang akan kita hadapi minimal kita akan mengetahui sebelumnya solusi untuk memecahkannya.

Yang perlu kita ingat dan sebagai pegangan adalah bahwa Allah Swt akan memberikan risiko atau musibah adalah dikarenakan ulah manusia sendiri, seperti dalam firman Allah Swt dalam Al-quran surat  Asyuura ayat 30 Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) .

12. Exude (Memancarkan)
Pancarkanlah gelora semangat dalam diri kita, supaya sesulit apupun halangan dan masalahnya akan terasa mudah dan nikmat. Banyak cara agar semangat kita terus bergelora dan bisa memancarkan harapan kesuksesan. Yang perlu dijaga adalah ketulusan kita untuk meraih sukses untuk kemashlahatan ummat. Karena kesuksesan sejati adalah kesuksesan yang bisa merubah diri lebih baik, banyak manfaat bagi orang lain dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Terakhir sebagai motivasi untuk lebih giat meraih sukses, ada motto yang dikembangkan oleh pesantren Daarut Tauhiid adalah Meraih sukses di dunia untuk bekal di Akhirat kelak. Berikut ini ada sebuah syair yang dibuat oleh KH. Abdullah Gymnastiar pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid tentang meraih sukses.

Meraih Sukses


Karya: KH. Abdullah Gymnastiar

0 komentar:

Posting Komentar

 
- ,